Pages

Saturday, December 8, 2012

Can You Hear Me?

Even though it hurts but a little, tears form
My heart screams out
If I pass in front of you, beside you
You were my whole world
I want only you
But I can't breathe when I'm in front of you

As if you weren't my destiny
As if this was just a fleeting moment
Next to you, who just let me go so easily
I go closer to you step by step
Although I cannot move at all

You make me restless, you make me cry
Like a fool, like a child
I want to just laugh it off instead

The closer I get to you
Although I get more scared
I guess I cannot stop this love

Why is it just my love that is late
Why is it just my love that is hard
Although I'm right in front of you, although I'm right beside you
You were my whole world
I see only you
But when when I'm in front of you, I always look away

As if you were my very last
As if it were my very last moment
Next to you, who just let me go so easily
I go closer to you again step by step
Although I cannot move at all

If even from a long distance
I could look upon you
That's what you call love

If perhaps this yearning, this longing
When it sounds, when it touches
Please just act like you didn't know
Although the closer I get to you, the more scared I get
I guess I cannot stop this love

Saturday, November 24, 2012

Selagi Kau Lelap

Sekarang pukul 23:30 malam ditempatmu.

Kulit wajahmu pasti sedang terlipat diantara kerutan sarung bantal. Rambutmu yang tebal menumpuk di sisi kanan (Ah, aku bahkan tak tahu seperti apa rambutmu), karena engkau tidur tertelungkup dengan muka menghadap sisi kiri. Tanganmu selalu tampak menggapai, apakah itu yg selalu kau cari di bawah bantal?

Aku selalu ingin mencuri waktumu. Menyita perhatianmu. Semata-mata supaya aku bisa terpilin masuk ke dalam lipatan seprai tempat tubuhmu sekarang terbaring.

Sudah hampir 4 tahun aku begini. Tiga puluh sembilan bulan. Kalikan 30. Kalikan 24. Kalikan 60. Kalikan lagi 60. Kalikan lagi 60. Niscaya, akan kau dapatkan angka ini : 6.065.280.000.

Itulah banyaknya milisekon sejak pertama aku jatuh cinta kepadamu. Angka itu bisa lebih fantastis kalau ditarik sampai skala nano. Silahkan cek. Dan aku berani jamin engkau masih ada disitu. Di tiap inti detik, dan didalamnya lagi, dan lagi, dan lagi…

Penunjuk waktuku tak perlu mahal-mahal. Memandangmu memberikanku sensasi keabadian sekaligus mortalitas. Rolex tak mampu berikan itu.

Mengertilah, tulisan ini bukan bertujuan untuk merayu. Kejujuran sudah seperti riasan wajah menor yang tak terbayang menambahinya lagi dengan rayuan. Angka jutaan tadi adalah fakta matematis. Empiris. Siapa bilang cinta tidak bisa logis. Cinta mampu merambah dimensi angka dan rasa sekaligus.


Sekarang pukul 12.30 pagi ditempatmu. Tak terasa sudah satu jam aku disini. Menyumbangkan lagi 216.000 milisekon ke dalam rekening waktuku. Terima kasih. Aku semakin kaya saja. Andaikan bisa kutambahkan satuan rupia, atau lebih baik lagi dolar, dibelakangnya. Namun, engkau tak ternilai. Engkau adalah pangkal, ujung, dan segalanya yang ditengah tengah. Sensasi Ilahi. Tidak dolar, tidak juga yen, mampu menyajikannya.

Aku tak pernah terlalu tau keadaan tempat tidurmu. Bukan aku yang sering ada disitu. Entah siapa. Mungkin cuma guling atau bantal-bantal ekstra. Terkadang, benda mati justru mendapatkan apa yang paling kita inginkan, dan tak sanggup kita bersaing dengannya. Aku iri pada baju tidurmu, handukmu, apalagi pada guling... Sudah. Stop. Aku tak sanggup melanjutkan. Membayangkannya saja ngeri. Apa rasanya dipeluk dan didekap tanpa pretensi? Itulah surga. Dan manusia perlu ibadah jungkir-balik untuk mendapatkannya? Hidup bagaikan mengitari gunung Sinai. Tak diizinkannya kita berjalan lurus-lurus saja demi mencapai tanah perjanjian.

Kini, izinkan aku tidur. Menyusulmu dalam alam abstrak dimana segalanya bisa bertemu. Pastikan kau ada di sana, tidak terbangun karena ingin pipis, atau mimpi buruk. Tunggu aku.

Begitu banyak yang ingin kubicarakan. Mari kita piknik, mandi susu, potong tumpeng, main pasir, adu jangkrik, balap karung, melipat kertas, naik getek, tarik tambang... Tak ada yang tak bisa kita lakukan, bukan? Namun, kalau boleh memilih satu: Aku ingin mimpi tidur di sebelahmu. Ada tanganku di bawah bantal, tempat jemarimu menggapai-gapai.

Tidurku meringkuk ke sebelah kanan sehingga wajah kita berhadapan. Dan ketika matamu terbuka nanti, ada aku disana. Rambutku yang berdiri liar dan wajahmu yang tercetak kerut seprai.

Tiada yang lebih indah dari cinta dua orang di pagi hari. Dengan muka berkilap, bau keringat, gigi bermentega dan mulut asam.. Mereka masih berani tersenyum dan saling menyapa “Selamat pagi”


-Dee, 2000, dengan sedikit penyesuaian tanpa izin agar sesuai denganku-

Diari sang Pesimis

Oh, hari ini aku hidup lagi ya?
Merasakan mentari yang bersinar dengan senyap, membuatku menggelap
Mendengar kicau burung pipit yang sayup-sayup berbisik mengatakan "Good morning, stupid"
Menghirup udara kebutuhan sehari-hari yang malah dikotori (Untungnya hari ini aku sedang berada di puncak gunung)
Menelan sarapan penyebab diabetes nomor siji, nasi
Melihat indahnya rupa manusia yang sayangnya aku lebih tahu busuk mereka
Oh, besok pasti akan begini lagi ya?
Ok baiklah, selamat malam dunia
Selamat menyiksa mereka yang ada di sebelah sana

-Ruang yang aku tak tahu kamar atau kulkas, 24 November 2012-

Wednesday, November 21, 2012

Jadi apa ya?

Saya adalah seorang anak yang pathetic. Oke, mungkin saya ga bisa bilang kalo saya adalah seorang "anak", saya udah berumur 21 tahun tapi saya masih bingung, mau jadi apa saya nanti?
Dahulu kala, ketika saya masih kecil, setiap kali ditanya, saya pasti bilang saya ingin menjadi artis.

Hal ini sudah terlihat saat saya masih kecil, saat masih di Taman Kanak-kanak, saya satu-satunya anak laki-laki yang mau tampil saat hari Kartini di sekolah, dengan pakaian polisi, saya "menari" (waktu itu sebenarnya saya hanya jalan di tempat sambil hormat mengikuti irama lagu) bersama dengan (kalo ga salah) sekitar 6 atau 8 anak perempuan lain yang berada di belakang saya juga ikut menari bersama saya. But Now I don't even know is it an artist or a gay -_-"

Satu hal yang membuat saya mengurungkan niat ntuk menjadi seorang entertainer adalah ketiadaan bakat saya dalam dunia entertaining. Akting pas-pasan, kelihatan jelek di video, sering malu tampil di depan publik dan ketika tampil malah malu-maluin. Saya dulu sering sekali berpikir untuk "pindah haluan" mencari bakat-bakat terpendam yang saya miliki, entah itu melukis (gagal), memotret (gagal juga), bernyanyi (hancur), memecahkan rekor DIAM TERLAMA (ga bisa diem), dan lain-lain dan lain-lain...

Kadang (baca: selalu) saya iri dengan teman-teman yang sepertinya banyak yang menemukan bakatnya masing-masing, sungguh sangat banyak teman yang bisa melukis jauh lebih indah, memotret jauh lebih emejing, bernyanyi jauh lebih merdu, berdiam diri lebih lama (Ok, this is weird) dari saya dan membuat saya bertanya pada Tuhan di setiap renungan malam panjang saya (sepertinya 2 atau 3 tahun sekali), "God, Tuhan, Alloh, do you hear me? Kenapa aku tidak punya kemampuan yang bisa kubanggakan ya Alloh, kalopun ada, cepatlah tunjukkan ya Alloh, aku ingin seperti teman-temanku yang KEWL dan KEREN ABEHS ya Alloh, oh ya, jangan lupa tambahkan rejekiku ya Alloh, Amin" gitu. Eh sampe sekarang masiiih aja saya tidak dapat menemukan apa sih "fabulous skill" yang saya miliki?

Suatu saat ada seorang teman berkata, "Tommy, kamu kok lebih enak diajak ngomong kalo chat di Facebook atau SMS dibandingkan kalo ngobrol langsung ya?", dengan refleks saya menjawab, "Ya iyalah, soalnya aku kalo ngobrol lewat tulisan pasti mikir dulu, kalo ngobrol asal muncrat aja kayak aer dipompa ama Aquaproof", "Aquaproof? Itu merek cat bego bukan pompa", "Oh iya, Shimizu maksudnya, ga jauhlah", Dia langsung pergi dan tak kembali.

Sejak saat itu saya berpikir, "Kenapa ga saya coba nulis aja? Hanya dengan modal komputer, sedikit berpikir dan skill mengetik sebelas jari yang saya miliki, pasti akan berhasil". Sejak saat itu, saya mulai mencoba membeli dan membaca beberapa novel penulis dalam dan luar negeri dan membandingkan gaya tulisan mereka, mencoba membuat cerita sendiri dengan gaya penulisan seperti itu, dan membacanya setelah saya tinggal tulisan itu selama 2 atau 3 bulan. Hasilnya? HANCUR! Hahaha, tidak ada satupun tulisan saya yang menurut saya bukan sampah. Kualitas cerita, plotnya, sampai karakter-karakter yang muncul dalam ketidakjelasan absolut adalah sebuah kesinkronisasian yang luar biasa menghancurkan cerita itu sendiri. Namun, karena menurut saya ini adalah jalan satu-satunya, saya akan terus mencoba, melahirkan satu atau dua cerita yang tetiba muncul di otak saya yang ga ngerti lagi bentuknya kayak gimana, menelurkan tiga atau empat ide karakter baru yang MUNGKIN saja belum dipikirkan oleh orang lain yang MUNGKIN saja 4,5/5-nya jauh lebih jenius dari saya, menelurlahirkan lima atau enam kata untuk mengakhiri tulisan ini. Haha, goddbye all, saya mau tidur dulu. Sampai jumpahhh di post selanjutnya kalo ada yang baca ini blog T~T

Tuesday, November 20, 2012

One Year Ago

Ketemu postingan ini di draft blog yang sepertinya dulu pernah pengen kupost tapi ga selesai dan ga kepost-post hahaha, udah kutambahin dan silakan dinikmati :')

"Dengan ini akhirnya aku sadari, kenapa pulang ke rumah membuatku tidak sekurus ketika aku tidak di rumah...
Perhatikan dialog singkat antara Tommy dan Mamanya tercinta serta dialog (singkat juga) antara Tommy dan perutnya tercinta

Di rumah, pagi hari, nyokap nyuruh beli sarapan
Mama : Tommy!!! Beli nasi kuning sana!!!
Tommy : MAMAAAAA, MAMA BELI 1 BUNGKUS YA???
Mama : Iyaaa, jangan pake kacang panjang yaaa
Tommy : IYAA MAAAA, TOMMY BELINYA 3 BUNGKUS YAAAA *akhirnya beli 5 bungkus, 4 bungkus aku makan sendiri*

Di kosan, siang hari, baru bangun tidur
Perut : LAPOR! Kondisi perut kosong! Perut SIAP diisi dengan stok makanan enak
Tommy : Laporan diterima, laksanakan!
Perut : LAKSANAKAN!
Tommy : Hemat Tom, makannya sedikit aja, makanannya juga gak ada yang enak... *akhirnya makan besar ditambah snack berupa momogi, chocolatos, aneka keripik, atau Pocky*

Nb : Kalo di rumah, makan snacknya berjuta kali lebih banyak karena tersedia GRATIS di toko nyokap *kalem*"

Hahaha, yuk mari kita hidupkan lagi blog yang sudah hibernasi selama setahun ini kembali ke dunia maya yang nyata :'D

Tuesday, February 1, 2011

Perjalanan ke KPP Bogor!


Yiiiii Haaaaa!!!

Senin, 31 Januari 2011 kemarin saya baru aja berkunjung ke KPP Pratama Bogor yang ada di Kota Bogor. Bersama teman-teman dari 3GP, 3H, dan dosen tercinta Pak Hary Sih. Kami berkeliling-keliling dan 'sedikit' mengganggu karyawan-karyawan di sana XDD

Ini ada Sedikit informasi tentang KPP ini, silakan dinikMATI :)

Nama: KPP Pratama Bogor
Wilayah Kerja: Bogor kota Beriman :p
Target Penerimaan Pajak setahun : 700 Miliar
Jumlah WP yang ditangani: Sekitar 25ribu WP.
Perbandingan WP: Jumlah WPOP terbesar

Ok, masuk dari pintu depan, kita ke TPT yang kepanjangannya Tempat Pelayanan Terpadu
Setiap TPT di semua KPP di Indonesia punya Standar tersendiri, yaitu adanya running text (pusat informasi dll), sistem antrian yang menggunakan kartu antrian, Ada Visi Misi DJP, Touch screen Gadget (berisi program tanya jawab) dll.
Fotonya kurang jelas, di bagian atas kanan ada running text-nya, nah yang kelihatan orang2 yang lagi duduk itu, mereka lagi di depan kursi pelayanan, di belakangnya juga ada kursi buat nunggu. Sistem untuk menunggu di sana pake kartu antrian, jadi ga perlu ngantri berdiri dan ga ada yang bisa nyerobot antrian :)
Di belakang kami juga ada Semacam Gadget Touch Screen yang buat pusat tanya jawab WP (Kata Pak Hary sih begitu, soalnya kemarin, alatnya mati --")
Di sebelah kiri ada Help Desk:
Segala yg perlu ditanyakan, di sini! 
Di sini juga ada Banknya, tapi bank yang didirikan di dalam KPP haruslah Bank Persepsi, bank yang ada rekening kas negaranya, di KPP Bogor ini ada bank PD Jabar kalo ga salah :).
Di KPP ini, ada beberapa gedung yang terpisah-pisah, dan alhasil beberapa seksi harus berada di gedung2 yang terpisah tersebut
Nah, setelah puas memandangi TPT, kami keluar ruangan dan menuju Seksi Waskon (Pengawasan dan Konsultasi) yang berada di gedung yang berbeda:
Di Bogor, ada 3 Seksi Waskon, masing-masing seksi ada 5 A/R (Account Repesentative)
di sini setiap 1 seksi Waskon ada 1 ruang konsultasi.
Nah, Counseling and Consulting dilakukannya di ruang konsultasi
Ada tempat penyimpanan sementara, ruang pemberkasan, adalah kelanjutan dari berkas yg di TPT. Kalo berkas yg udah ga di tahun berjalan, masuknya ke ruang pengarsipan

Seksi Ekstensifikasi:
Seksi yang bertugas "mencari yang belum ditemukan" ini cukup luas, soalnya PBB juga adanya di sini, Fungsional penilai dll juga di sini :)
Di seksi ini ada Plotternya, printer yang gede abisssss. Katanya Pak Hary Sih buat nge-print peta wilayah--"


Pemberkasan:
Sumpah di sini Banyak banget berkasnya!
Harus teliti petugasnya, agar ga terjadi kesalahan!

Di bagian pemberkasan ini, Ada Lemari canggih! (lebaii) Bisa digeser-geser! XDD
Karena sensitif, Kita harus menjaga rahasia WP lho! Jangan sampai jatuh di tangan yang salah!
Dan Ohya, lemarinya dikelompokkan berdasarkan wilayah
Setelah itu, kita ke Seksi Penagihan:
Pas dateng ke sini, kita cuma lihat 1 orang pegawai di tempat yang luaaaas banget. Namun ya Harusnya emang sepi sihh, soalnya kan kerja mereka harus menagih-nagih orang!Hihi
Di Bogor ini ada 3 org Juru Sita, yang bekerja berdasarkan wilayah
Dan setiap Juru sita ada ruang arsip tersendiri
Administrasi Penagihan juga diadministrasikan di seksi ini lho!

Di sini juga ada plang buat penagihan! Buat para WP nakal yang akan disita barang2 yang ga bisa ditempel segel sita :)


Lalu, kita keeeee Seksi Pemeriksaan dan kelompok Jabatan Fungsional!!! (mimpi saya. Hihi) Ada 3 Kelompok, masing-masing ada 2 tim, masing-masing tim ada 2 pemeriksa.
Kalo pemeriksaan kantor, dokumen yg dipinjam ke WP langsung dikasih ke seksi Pemeriksaan ini, bukan ke petugas TPT :).

SELESAI!
nb: Ada rumah dinas buat Subbag Umum! Tapi di sini ga dipakai :| (sayang banget, bisa dipake buat kos-kosan padahal. eh? XPP)

Saturday, October 23, 2010

Kepada teater Alir

"Lagi enak-enaknya tidur, kageeet! Bangun dan liat jam, jam setengah 5...

Dengan tidak semangat menuju keran yang ada di sebelah kamar, wudu, lalu solat Subuh...
Setelah Solat, tidur...

Bangun lagi... KAGEEEEETTT (lagi)!!!! JAM 8!!!
Waduuuuuuuuuuuuuh, mampus aku bisa dibantai anak-anak nih
Dapet SMS dari Zulfa, "ayo cepaaaaat" dan itu datengnya jam 7 kurang 5 menit"


Begitulah penggalan cerita pada pagi tadi,
OK mari kita kembali ke malam sebelum peristiwa pagi ini terjadi

"Jumat, 22 Oktober 2010. Malem ini bosen, ga ngapa2in, pasti selalu terjadi di malam sabtu, ya udah deh aku OL... Ketika OL di FB, aku lihat status FB temenku, dia diajak main scrabble oleh temen yang lain. Secara aku pemain Scrabble yang handal (halah) aku pun ikut main =p
Di tengah permainan, ada SMS dari temenku yang juga merupakan Ketua Teater kampus kami. Dia sedang sakit dan sepertinya dia ga bisa dateng pada acara Dupa (dugem pagi) yang rencananya akan diadakan keesokan paginya PADA JAM 6 PAGI (ingat2 kata ini). Dia minta tolong ke aku (wakilnya) untuk meng-handle acara itu besok pagi. Aku pun menyanggupinya
Aku pun pulang ke kosan pada jam 10 malem pada malam itu, seperti biasa, kalau aku lagi capek, aku ga bakal bisa langsung tidur, jadi aku sempet2in baca novel sampai akhirnya (terakhir lihat jam, jam 1 malam) saya tertidur"

Nah itulah awal cerita dari cerita awal yang ada di awal blog ini...
Setelah kejadian itu saya benar-benar dimarahi semua teman2 yang sudah datang pada jam 6 pagi
Sumpah saya menyesal sekali sehari sebelumnya tidur kemaleman, karena itu adalah tanggung jawab saya...

Teman-teman, pesan saya hari ini, Tanggung Jawab adalah hal yang benar-benar krusial karena itu merupakan hal yang berkaitan dengan kepercayaan orang lain padamu. Sekali lagi kepada teman-teman Teater alir...Saya mohon maaf :(